Pemain
: Ringgo Agus Rahman, Nirina Zubir, Zara
JKT48, Widuri Puteri, Ariyo Wahab
Produser : Anggia Kharisma, Gina S. Noer
Sutradara : Yandy Laurens
Penulis : Gina
S. Noer, Yandy Laurens
Produksi : Visinema Pictures
Durasi : 1
jam, 50 menit
Sinopsi
Mengisahkan awal mula
terbentuknya keluarga Cemara, Yandy yang juga menulis naskah film ini (bersama
Gina S. Noer) memperlihatkan kepiawaian membentuk cerita sederhana, masuk akal,
dan menyentuh nurani. Selain laris, Keluarga Cemara kami pastikan jadi salah
satu film terbaik tahun ini.
Keluarga Cemara versi layar
lebar menempatkan diri sebagai prekuel. Di layar kaca, Abah (Adi Kurdi) dan
Emak (Lia Waroka) digambarkan hidup sederhana. Di film dijelaskan, dulu Abah
(Ringgo) orang kaya. Ia mengembangkan bisnis properti dan tinggal di sebuah
klaster dengan Emak (Nirina), Euis (Zara), dan Ara (Widuri). Musibah datang
pada hari ulang tahun Euis.
Adik ipar Abah, Fajar (Ariyo),
diam-diam pinjam uang dari pihak ketiga untuk menjalankan proyek properti
dengan jaminan rumah Abah. Di tengah jalan, proyek itu bermasalah. Akibatnya,
rumah Abah disita. Abah dan Emak tak punya pilihan lain selain melepaskan rumah
mewah mereka lalu pindah ke rumah warisan keluarga. Abah, Emak, Euis, dan Ara
melewati masa adaptasi yang dramatis. Abah menjadi kuli bangunan, Emak
berjualan keripik opak.
Sadar garis besar cerita sudah
dramatis, Yandy mengeksekusi skenario tanpa mendramatisasi adegan. Ia fokus ke
interaksi Abah, Emak, Euis, dan Ara menghadapi masa-masa sulit dengan detail.
Emosi yang disajikan empat
pemain utama tergambar dengan jernih lewat berbagai masalah yang merupakan efek
samping jatuh miskin. Abah jungkir balik mencari pekerjaan. Emak memutar otak
agar Ara tetap bisa ikut pertunjukan musikal di sekolah baru tanpa harus beli
kostum anyar.
Ara, yang tidak memahami makna
bangkrut, mencoba mencerna satu per satu makna amarah Abah dan air mata Emak
yang kerap menetes. Sementara Euis pontang-panting menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekolah baru dan menghadapi menstruasi pertama.
Konflik yang tersaji sepintas
sepele namun sangat dekat, bahkan, menjadi bagian dari kehidupan penonton.
Selain naskah yang bernas,
cerlang Keluarga Cemara didapat dari akting para pemainnya. Jarang sekali ada
film Indonesia yang semua pemainnya berakting bagus dari pemeran utama sampai
pendukung.
Nirina magnet utama tak
terbantahkan. Dalam adegan penyitaan rumah, Emak menatap Fajar tanpa berkedip.
Saat proses penyitaan selesai dan keluarga Abah dipaksa hengkang, barulah sorot
mata tajam Nirina meluruh bersama tetes air mata.
Ini akting terbaik Nirina
sepanjang kariernya. Begitu pula Ringgo, Zara, Widuri, serta dua karakter di
luar keluarga Abah: Salma (Asri Welas) dan Prisia (Maudy Koesnaedi).
Kekuatan lain film ini: lagu
tema. Intepretasi Bunga Citra Lestari di lagu “Harta Berharga” mengingatkan
kami pada ketulusannya saat menyanyikan “Cinta Pertama (Sunny).” Lagu lain yang
kami prediksi layak jadi nomine Lagu Tema Terbaik di FFI, “Karena Kita
Bersama.”
pesan
moral :
·
Bahagia dalam Kesederhanaan
·
Pantang menyerah dalam
menjalani hidup
·
Keluarga bukan hanya
tanggung jawab ayah saja
·
Mensyukur apa yang ada
·
Keluarga adalah segalanya